- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
A. Al Muhyi ialah Dzat Yang Menciptakan kehidupan
pada setiap makhluk. Tidak ada yang menciptakan kehidupan dan kematian kecuali
hanya Allah SWT. Dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Dia.
Kematian dan kehidupan itu terikat dengan kehendak-Nya. Jadi, kalau Dia
menghidupkan atau mematikan, maka itu adalah sesuai dengan kehendak-Nya dan
mengikuti ilmu-Nya yang azali. karena itu tidak perlu diulang lagi di
sini.Berakhlak dengan ism ini
menghendaki seseorang agar selalu menyerahkan dan menggantungkan segala
urusannya kepada Allah dan kembali kepada-Nya dengan menghidupkan segala
petunjuk hamba dengan perbuatan taat.
Nama ini berarti Yang Maha Menghidupkan.
Allah subhanahu wa ta’ala telah
menyebutkan nama ini dalam surat Fushilat ayat 39.
“Dan sebagian dari
tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus. Apabila
Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya RabbYang Menghidupkannya tentu dapat
menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Allah, Dialah
yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54)
B.
Makna Kata
Al-Muhyi adalah salah satu nama
Allah subhanahu wa ta’ala.
Tentang al-Muhyi (Yang
Maha Menghidupkan) yang menjadi asmaul husna. Hendaknya kita berdoa dan
berdzikir menggunakan Asmaul Husna.
Al-Baihaqi
mengatakan dalam kitab al-I’tiqad bahwa al-Muhyi adalah Yang menghidupkan mani yang mati lalu
menjadikannya makhluk hidup; Yang menghidupkan jasmani yang sudah hancur dengan
mengembalikan ruh padanya saat terjadinya kebangkitan; Yang menghidupkan kalbu
dengan cahaya ilmu; Yang menghidupkan bumi setelah kematiannya dengan
menurunkan hujan padanya, serta menurunkan rejeki. Dia subhanahu wa ta’ala mematikan,
yakni mematikan makhluk yang hidup; dan dengan kematian itu Dia melemahkan
makhluk yang kuat.
2. Al Mumiitu artinya Yang Maha Mematikan. Artinya
Allah Maha Mematikan apapun yang dikehendaki-Nya. Allah tidak memilih apakah
itu manusia, jin atau hewan. Jika sudah waktunya mati mati maka akan mati. Hal
ini sesuai dengan firman Allah
Dan
Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur)
pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Mu’minum[13]:80)
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila dia menetapkan
sesuatu urusan, dia hanya berkata kepadanya:” Jadilah”, maka jadilah ia. (Al-Mu’min [40]:68)
Kepunyaan-Nyalah
kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al-Hadiid [57]:2). al mumit bermakna Yang mencabut
kehidupan dari makhluk-makhluk_Nya yang hidup atau yang mematikan.
“Mengapa kamu kafir kepada Allah? Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (al-Baqarah: 28)
“Mengapa kamu kafir kepada Allah? Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (al-Baqarah: 28)
“Dialah Allah yang telah
menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi).
Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (al-Hajj: 66)
3. Al-Baqi berasal dari akar
kata dalam bahasa Arab yaitu ba’, qa’, ya’ yang berarti berkesinambungan atau
tanpa akhir. Berbeda dengan makhluk-Nya yang berawal dari sebuah penciptaan dan
berakhir ketika mengalami kematian. Allah adalah Mahakekal dengan abadi dan
azali. Abadi merupakan masa mendatang yang tidak ada akhirnya. Dan azali
merupakan masa lalu yang tidak berakhir pada suatu saat yang pertama.
Allah adalah Dia yang wujud-Nya kekal, berkesinambung tanpa akhir, sedang wujud
lainnya tidak bersinambung.[1] “Dan
jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala
keputusan menjadi wewenang-Nya,
dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Al-Qashash.
88)
B. Makna Asma
Allah Al-Baqi
Segalanya yang ada di alam ini pasti akan habis. Langit, bumi, bulan, bintang,
matahari, dan semua yang diciptakan Allah ketika masanya nanti pasti akan
binasa. Sebagaimana kisah Nabi Ibrahim AS yang mencari Tuhan dengan
menggunakan akal dan pikirannya yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam
QS. Al-An’am. 76-78:
Hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim meyakini bahwa Allah adalah Tuhan semesta
alam. Awal dari mengenal agama adalah mengenal Allah. Bila kita ingin mengenal
Allah, mulailah dengan mengenal diri kita dan mengenal alam, seperti yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim.
Selain dunia dan seisinya ini yang binasa, umat-umat terdahulu yang tidak
berimanpun juga dibinasakan dengan kekuasaan Allah. Adapun kaum Ad dibinasakan
dengan angin yang sangat dingin dan sangat kencang. Allah menimpakan angin
tersebut selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus hingga mereka
mati tanpa tersisa. Kemudian kaum Tsamudpun dibinasakan dengan kejadian yang
sangat luar biasa. Hingga mereka semua mati tanpa tersisa.
Postingan Populer
MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM
A . Minuman Yang Halal 1. Arti minuman halal Islam telah mengatur bahwa semua minuman yang halal boleh dinikmati. Minuman yang halal adalah semua jenis minuman yang terbuat dari bahan-bahan yang dihalalkan walaupun bahan dasarnnya adalah air seperti: kopi, teh, es juice dan lain-lain. Seperti dalil dibawah ini, الْخَبٰئِثَ عَلَيْهِمُ وَيُحَرِّمُ الطَّيِّبَاتِ لَهُمُ وَيُحِلُّ Artinya : ...dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ...” (QS. Al-Araf [7]:157) A. Minuman Halal 1.Arti Minuman Halal Minuman halal adalah minuman yang dihalalkan untuk dikonsumsi oleh manusia menurut syari’at Islam. Pada hakikatnya hukum minuman sama dengan makanan yaitu pada dasarnya diperbolehkan atau halal. Firman Allah dalam QS. Al-A’raf (7):157: الْخَبٰئِثَ عَلَيْهِمُ وَيُحَرِّمُ الطَّيِّبَاتِ لَهُمُ وَيُحِلُّ Artinya : … Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik-baik dan mengharamkan bagi merek
AKHLAK KETIKA DI MASJID DAN TEMPAT UMUM
A. Adab ketika di masjid Masjid adalah rumah Allah yang berada di atas bumi. Memiliki kedudukan yang agung di mata kaum muslimin karena menjadi tempat bersatunya mereka ketika shalat berjamaah dan kegiatan beribadah lainnya. Umat Islam senantiasa akan mulia manakala kembali memakmurkan masjid seperti halnya generasi salaf dahulu. Sebagai rumah dari rumah-rumah Allah Ta’ala yang mempunyai peranan vital, ada beberapa etika yang telah digariskan oleh Islam ketika berada di dalamnya. Antara lain : 1. Mengikhlaskan Niat Kepada Allah Ta’ala Hendaknya seseorang yang ingin ke masjid mengikhlaskan niatnya sehingga Allah Ta’ala menerima ibadah yang ia lakukan di masjid. Hendaknya ia mendatangi masjid untuk menunaikan tugas seorang hamba yaitu beribadah kepada Allah Ta’ala tanpa dilandasi rasa ingin dipuji manusia atau ingin dilihat oleh masyarakat. Karena sesungguhnya setiap amalan itu tergantung dari niatnya. 2. Berpakaian Indah Ketika Hendak Menuju Masjid Sebagaimana
Komentar
Posting Komentar