Langsung ke konten utama

Kholifah Abu Bakar Ash-Shidiq



A.    Silsilah Dan Riwayat Abu Bakar
Abu Bakar lahir di kota Mekah sekitar tahun 573, dari keluarga kaya dalam Bani Taim. Nama lengkapnya yaitu Abdullah bin Abi Quhafah bin Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al-Quraisy at-Tamimi. Garis keturunannya bertemu dengan Rasulullah pada kakeknya yang bernama Murrah.  Ayah Abu Bakar bernama Uthman Abu Quhafa (panggilan Abu Quhafa) dan ibunya bernama Salma binti Sakhar (panggilan Umm-ul-Khair). Abu Bakar menghabiskan masa kecilnya seperti anak Arab pada zaman itu di antara suku Badui yang menyebut diri mereka dengan nama Ahl-i-Ba'eer atau rakyat unta. Pada masa kecilnya, Abu Bakar sering sekali bermain dengan dengan unta dan kambing, dan kecintaannya terhadap unta inilah yang memberinya nama "Abu Bakar" yang berarti, bapaknya unta.
Ketika umurnya berusia 10 tahun, Abu Bakar pergi ke Suriah bersama ayahnya dengan kafilah dagang. Nabi Muhammad yang pada saat itu berusia 12 tahun juga bersama kafilah tersebut. Pada tahun 591, Abu Bakar yang pada saat itu berusia 18 tahun pergi untuk berdagang, berprofesi sebagai pedagang kain yang memang sudah menjadi bisnis keluarga. Dalam tahun-tahun mendatang Abu Bakar sering sekali bepergian dengan kafilahnya. Perjalanan bisnis membawanya ke Yaman, Suriah dan beberapa tempat lainnya. Perjalanan bisnis inilah yang membuatnya semakin kaya dan semakin berpengalaman dalam berdagang.
Bisnisnya semakin berkembang, mempengaruhi status sosial Abu Bakar. Meskipun ayahnya Uthman Abu Quhafa masih hidup, Abu Bakar diakui sebagai kepala sukunya. Seperti anak-anak lain dari keluarga pedagang Mekah yang kaya, Abu Bakar adalah orang terpelajar (bisa menulis dan membaca) dan dia menyukai puisi. Abu Bakar biasanya menghadiri pameran tahunan di Ukaz dan ikut berpatisipasi dalam simposium puitis. Ia memiliki ingatan yang bagus dan pemahaman yang baik mengenai silsilah atau asal usul suku-suku Arab, sejarah dan juga politik mereka.
Abu Bakar Radiyallahuanhu bertubuh kurus dan berkulit putih. Pada masa Jahiliyah Abu Bakar sudah dikenal dengan kewibawaannya, Akhlaknya yang sangat mulia, pemberani, teguh pendirian serta kecerdasan dalam memahami bidang nasab (garis keturunan) dan Ilmu-Ilmu lain. Maka tidak sedikit orang-orang yang datang kepada Abu Bakar untuk bertanya-tanya banyak hal. Selain itu beliau juga terkenal dalam menjaga kehormatan, sampai-sampai Abu Bakar tidak pernah meminum Khamar walau satu tetes selama hidupnya. Abu Bakar berkata :

"Aku adalah orang yang menjaga kehormatan dan menjaga muru’ah, siapa yang meminum khamer maka dia telah melalaikan kehormatan dan muru’ahnya."

B.  Abu Bakar Masuk Islam
              Abu Bakar adalah sahabat pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki. Ketika itu Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam diperintahkan Allah untuk mengajak manusia memeluk agama Islam, lalu Rasulullah menyeru kepada orang terdekat dengan beliau, anggota keluarganya dan sahabat-sahabat beliau. Maka dari kalangan laki-laki Abu Bakar langsung memenuhi seruan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Setelah itu Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat bersemangat dalam menyebarkan dakwah Islam. Abu Bakar mencari sahabat-sahabat terdekat dan teman duduknya untuk menyampaikan dakwahnya. Sehingga masuk Islam lah Utsman bin Affan, az-Zubair bin AwwamAbdurrahman bin AufSaad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidullah. Mereka semua menjadi sahabat yang dijamin masuk surga.
              Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang dialami Abu Bakar Ash-Shiddiq setelah ia masuk Islam. Ketika itu ia memiliki 40.000 dirham dan beliau infakkan di jalan Allah. Beliau juga memerdekakan budak-budak yang disiksa karena masuk Islam. seperti membebaskan Bilal bin Rabah dengan harga 9 uqiyah emas. Saat itu Umayyah berkata, "Meskipun engkau membeli Bilal satu uqiyah, pasti saya berikan". Abu Bakar menjawab, "Jika kamu tidak melepas Bilal kecuali harus membelinya 100 uqiyah emas, pasti saya beli". Beliau juga membebaskan budak lainnya, ada Ummu Ubais, Zinnirah an-Nahdiyah dan putrinya, lalu budak milik Bani Muammal.
Abu Bakar senantiasa menemani Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dalam segala kondisi, membela Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dengan harta dan jiwanya. Abu Bakar ikut serta dalam semua peperangan Rasulullah dan juga ikut serta dalam menaklukkan kota Makkah pada tahun ke 8 H.
Abu Bakar selalu menemani Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam siang dan malam. Ketika hijrah di Madinah, Abu Bakar menemani beliau sepanjang perjalanan. Menemani di gua hira, menemani ketika berjalan di siang hari yang panasnya sangat menyengat dan masih banyak lagi. Lantas tidak heran jika Abu Bakar Ash-Shiddiq disebut sebagai sahabat terbaik di antara para sahabat lainnya.  Berikut perkataan sahabat mengenai Abu Bakar Radiyallahuanhu:
Abdullah bin Umar, "Di masa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, kami membanding bandingkan para sahabat. Kami memilih Abu Bakar sebagai Umat Rasulullah yang terbaik, setelah itu Umar bin Khattab, kemudian Utsman bin Affan." Seorang wanita datang menemui Rasulullah lalu beliau menyuruh pulang. Perempuan itu berkata, "Bagaimana jika aku kembali engkau tidak ada? Rasulullah menjawab, "Temuilah Abu Bakar".
             Rasulullah sendiri pernah membahas kedekatannya dengan Abu Bakar Radiyallahuanhu, "Manusia yang paling banyak berkorban untukku adalah Abu Bakar. Seandainya aku diperbolehkan untuk mengambil kekasih selain Allah, sungguh aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Namun cukuplah dia sebagai saudara seiman,dan saya sayang padanya"
            Rasulullah bersabda : "Barang siapa menafkahkan benda apapun di jalan Allah, ia akan dipanggil melalui pintu-pintu Surga. Jika ia rajin shalat, ia akan dipanggil melalui pintu shalat, jika rajin berjihad di jalan Allah, ia dipanggil melalui pintu jihad, rajin sedekah, ia dipanggil melalui pintu sedekah, rajin puasa, ia dipanggil melalui pintu Ar-Rayyaan." Abu Bakar bertanya, "Apa ada yang dipanggil melalui semua pintu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ya dan aku berharap semoga engkau wahai Abu Bakar."
Beliau tabah dan mempercayai akan kematian Rasulullah. Maka Abu Bakar langsung menemui para sahabat lainnya dan berkhutbah, "Barangsiapa yang menyembah Muhammad sesungguhnya muhammad telah meninggal, barang siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan mati" Lalu beliau melanjutkan dengan membaca Qs.Az-Zumar:39
مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ إِنَّكَ

"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).(Qs.Az-Zumar:39). Akhirnya hati para sahabat tenang. Itulah tingginya kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahianhu.
 
A.    Abu Bakar sebagai Kholifah
Setelah Rasulullah dimakamkan, Umar bin Khattab menjelaskan kepada seluruh    sahabat bahwa Rasulullah telah memilih Abu Bakar sebagai khalifah. Dialah sahabat terbaik Rasulullah untuk menjadi pemimpin umat Islam. Para sahabat pun ridha dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
       Setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau menaiki mimbar lalu berceramah yang isinya:
"Wahai saudara-saudara sekalian, aku ditunjuk untuk memimpin kalian. Jika aku berbuat baik bantulah aku, namun jika aku berlaku buruk, luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah dan dusta adalah pengkhianatan. aku hanyalah pengikut sunnah Rasulullah dan bukan pembuat hal baru. Karena itu jika aku berlaku lurus, ikutilah aku dan jika aku menyimpang, luruskanlah aku."
         Setelah sekian lama menjadi khalifah, suatu saat Fathimah istri Ali bin Abi Thalib sedang sakit. Maka Abu Bakar menjenguknya dan meminta maaf kepada Fathimah jika terdapat kesalahan-kesalahan pada dirinya. Fathimah pun memaafkan Abu Bakar b
anyak ujian yang dialami Abu Bakar saat beliau menjadi khalifah, karena banyaknya orang yang keluar dari Islam. Namun Abu Bakar tetap tegar dengan keimanannya yang kuat, beliau ingin menegakkan agama Islam seperti di masa Rasulullah. Abu Bakar berusaha mengajak mereka untuk kembali kepada Islam, sebagian mereka mau kembali dan sebagian masih murtad, maka Abu Bakar pun memerangi mereka yang murtad.

           Pada tahun ke 11 H bulan Jumadil Akhir, Abu Bakar bersama penduduk Madinah bergerak menuju orang-orang Arab Badui yang murtad, namun musuh melarikan diri ke daerah Dzul Qashashah. Inilah kemenangan  pertama Abu Bakar. Namun, kisah Abu Bakar memerangi kaum murtad tidak sampai sini saja. Karna setelah itu Abu Bakar mengejar mereka sampai ke daerah Dzul Qashashah. sebuah daerah yang dekat dengan Madinah, sesampainya di sana Ali bin Abi Thalib meminta Abu Bakar untuk kembali ke Madinah dan menunjuk  panglima perang,  maka Abu Bakar menunjuk Khalid bin Walid sebagai panglima memerangi kaum murtad
             Khalid bin Walid tidak hanya memerangi kaum Murtad yang berada di Dzul Qashashah, ia juga pergi ke daerah yang lain,yang dipimpin oleh Thulaihah al Asadi. Khalid berhasil membunuh dan mengalahkan pasukan Thulaihah, akan tetapi Thulaihah dan istrinya berhasil kabur ke Syam. Akhirnya, Thulaihah masuk Islam namun ia malu bertemu dengan Abu Bakar.
              Abu Bakar adalah seorang yang tegar dan gigih dalam menegakkan Islam dan ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Selain memerangi orang-orang yang murtad, Abu Bakar juga memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Mereka beralasan bahwa zakat hanya di berikan kepada Rasulullah saja, sedangkan beliau sudah wafat. Abu Bakar berkata, "Sungguh saya akan memerangi orang yang membedakan antara sholat dengan zakat, saya akan memerangi orang yang tidak mau membayar zakat."
B.     Memerangi Nabi Palsu
     Beberapa hari sebelum Rasulullah wafat, di Yaman ada seseorang yang dikenal dengan Aswad al-Ansi yang mengaku Nabi. Ia mengaku Nabi dan mempunyai pengikut sebanyak 700 orang dan mereka berusaha membunuh sahabat Rasulullah yang ada di Yaman. Rasulullah mendengar kabar Nabi palsu itu, beliau langsung mengirim surat kepada Muadz bin jabal yang saat itu sedang bertugas disana. Beliau memerintahkan mereka untuk membunuh Aswad, namun setelah mendengar kabar wafat nya Rasulullah banyak penduduk Yaman yang langsung murtad. Maka Abu Bakar tetap mendukung Muadz bin Jabal dan pasukannya untuk memerangi mereka hingga akhirnya Aswad terbunuh. Abu Bakar dan para sahabat sangat gembira sekali dengan terbunuhnya Nabi palsu tersebut. Abu Bakar memberi semangat kepada sahabat yang ada di yaman untuk memerangi orang yang murtad.

            Begitu juga di Yamamah, muncul Nabi palsu yang bernama Musailamah. Lalu Abu Bakar mengirim Ikrimah untuk membunuh Musailamah, akan tetapi Ikrimah kalah, lalu Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid, dan akhirnya pasukan Khalid bin Walid berhasil membunuhnya. Di kota Bahrain juga terdapat banyak orang yang murtad, Abu Bakar pun mengirim al-Ala' bin Hadrami ke Bahrain,akhirnya pasukan al-Ala' berhasil mengalahkan orang-orang murtad yang berada di Bahrain.
           Begitu juga penduduk Oman, mereka banyak yang murtad, sehingga Abu Bakar mengutus pasukan yang dipimpin Hudzaifah bin Mihsan. Di tengah jalan mereka bertemu dengan pasukan Ikrimah, maka bersatulah dua pasukan ini dan memerangi penduduk murtad di Oman, tetapi mereka berhasil di bunuh dan dikalahkan.
             Setelah Khalid bin Walid kembali dari Yamamah, Abu Bakar memerintahkannya untuk menyebarkan Islam ke Irak dan India. Abu Bakar juga memerintahkan Yazid bin Abu Sufyan, Abu Ubaidah bin Jarrah, Syurahbil bin Hasanah, Amr bin Ash dan Muawiyah bin Abu Sufyan untuk berdakwah ke Syam.

E. Memerangi Kaum Yang Enggan Membayar Zakat

   Kekacauan yang menimpa kawasan Arab itu berkesudahan dengan berbaliknya mereka dari Islam, sementara yang lain tetap dalam Islam tapi tak mau membayar zakat kepada Abu Bakr. Keengganan membayar zakat itu baik karena kikir dan karena anggapan bahwa pembayaran itu sebagai upeti yang sudah tak berlaku lagi sesudah Rasulullah tiada, dan boleh dibayarkan kepada siapa saja yang mereka pilih sendiri sebagai pemimpinnya di Medinah. Mereka mogok tak mau membayar zakat dengan menyatakan bahwa dalam hal ini mereka tidak tunduk kepada Abu Bakr. Tanpa ragu Abu Bakr langsung menjawab Umar: "Demi Allah, aku akan memerangi siapa pun yang memisahkan salat dengan zakat.
             Kabilah-kabilah Abs dan Zubyan serta Banu Kinanah; Gatafan dan Fazarah yang bergabung dengan mereka mengirim beberapa orang. Mereka mengambil tempat tidak jauh dari Medinah. Orang-orang itu kemudian terbagi ke dalam dua kelompok: satu kelompok mengambil tempat di Abraq di bilangan Rabazah, dan yang lain di Zul-Qassah, tempat terdekat dari Medinah di jalan menuju ke Najd. Para pemimpin kelompok-kelompok itu kemudian mengutus delegasi ke Medinah. Mereka menuju ke rumah orang-orang terkemuka dan meminta kepercayaan Abu Bakr bahwa mereka akan menjalankan salat tetapi tidak akan memberikan zakat. Jawab Abu Bakr seperti yang sudah kita lihat: "Demi Allah, orang yang keberatan menunaikan zakat kepadaku, akan kuperangi."

Peperangan terjadi dengan kaum muslimin mendesak mereka sampai ke benteng cadangan. Pada awalnya kaum pembangkang menang. Namun Abu Bakar menyusun strategi yang sangat baik sehingga kaum pembangkang tidak mengetahui kedatangan kaum muslimin dan akhirnya menyerah, kembali melaksanakan sholat dan menunaikan zakat kepada Abu Bakar.

Komentar

Postingan Populer

ASMAUL HUSNA (AL-MUHYI, AL-MUMIT, AL-BAQI)

MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM

AKHLAK KETIKA DI MASJID DAN TEMPAT UMUM